Bab 7
KASIH SAYANG, KEWIBAWAAN, DAN
TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN
Pengertian
Kasih Sayang
Kasih sayang merupakan pola
hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih. Pola hubungan ini
ditandai oleh adanya perasaan kasih sayang, saling mengasihi, saling mencintai,
saling memperhatikan dan saling memberi. Dengan demikian, maka dapat dikatakan
bahwa kasih sayang adalah kebutuhan alami manusia. Manusia tidak bisa hidup
tanpa makanan dan minuman, demikian juga manusia tidak bisa hidup tanpa kasih
sayang. Manusia mencintai dirinya dan ingin dicintai oleh orang lain. Anak-anak
lebih membutuhkan kasih sayang daripada orang dewasa. Seorang anak tidak begitu
peka apakah ia tinggal di gunung atau di istana, jenis pakaian apa yang
dikenakan atau menu makanan apa yang dimakan. Anak tidak begitu peka tapi ia
sangat peka dengan perasaan orang lain terhadapnya.
Kasih sayang adalah kebutuhan
setiap orang, maka kasih sayang sedemikan dahsyat mempengaruhi kehidupan anak
manusia. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang akan tumbuh
menjadi anak yang mandiri dan kuat.
Kasih sayang mempengaruhi kesehatan
fisik. Hati yang berbunga-bunga karena limpahan kasih sayang akan menyehatkan
saraf dan fisik. Anak-anak yang kenyang dengan kasih sayang orangtuanya, tubuhnya
lebih sehat dari anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang. Anak-anak yang
besar dalam limpahan kasih sayang orangtua akan menjadi anak-anak yang memiliki
hati yang hangat. Karena sudah merasakan kebahagiaan kasih sayang dan
orangtuanya, maka ia juga akan memperlakukan orang lain dengan penuh kecintaan.
Ketika ia dewasa ia akan belajar mencintai istriya, anak-anaknya, sahabat dan
masyarakat disekitarnya dengan maksimal.
Manusia yang dicintai akan membalas
kasih sayang orang yang mencintainya. Karena manusia itu pada dasarnya sangat
mencintai dirinya, maka ia juga akan mencintai orang yang mencintai dirinya dan
memandang dengan pandangan yang positif. Begitu pula anak-anak yang tumbuh
dalam lautan kasih sayang orangtuanya akan memandang orangtuanya sebagai
manusia yang baik, bisa dipercaya dan patut didengar. Orangtua yang mencintai
anaknya akan lebih banyak manuai sukses dalam mendidik anak-anaknya.
Kasih sayang juga akan
menyelamatkan anak-anak dari sifat-sifast kerdil. Anak-anak yang kuang atau
tidak mendapatkan kasih sayang orangtuanya akan tumbuh sebagai anak yang merasa
terkucilkan. Ia akan membenci orangtua dan orang lain dan besar kemungkinan
akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-hal yang berbahaya.
Dalam suatu riwayat, Nabi Musa as
bertanya kepada Allah Swt, “Amalan apakah yang paling utama?”, “Kasih sayang
kepada anak-anak! Karena fitrah mereka itu atas tauhid dan kalau Aku wafatkan
anak-anak tersebut, maka mereka akan Ku-masukkan ke surga!”.
Dalam proses pendidikan di sekolah
peran orangtua digantikan oleh pendidik atau guru, pola hubungan mendidik perlu
dilandasi oleh kasih sayang dari pendidik kepada perdik agar terjalin ikatan
perasaan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Dampak
Kasih sayang yang Berlebihan
Kasih sayang orangtua memang
penting tapi kalau terlalu berlebihan akan mendatangkan akibat yang tidak
diharapkan. Kasih sayang itu seperti air atau makanan kalau diberikan dengan
ukuran yang tepat dan dengan jumlah yang tepat, maka anak memberikan hasil yang
maksimal, tapi kalau tidak demikian akan berubah menjadi sesuatu yang tidak
baik. Kasih sayang yang terlalu berlebihan untuk anak-anak adalah
pengkhianatan.
Anak-anak itu bukan mainan
orangtua, tapi ia adalah manusia yang masih kecil yang harus dididik untuk
menyongsong masa depannya. Orangtua harus sadar bahwa, suatu hari mereka akan
lepas dari mereka. Anak-anak juga tidak selamanya anak-anak. Mereka akan tumbuh
menjadi dewasa dan harus bergaul delam kehidupan sosial akan mengalami hal0hal
yang menyenangkan, menyedihkan, menyengsarakan dan membahagiakan.
Sebagai orangtua yang baik, mereka
harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan anak-anak mereka. Mereka harus dididik
supaya menjadi manusia yang tangguh di hari esok. Jangan membiarkan mereka
menjadi anak-anak yang tidak berdaya, lemah dan selalu mengiba-iba uluran
tangan orang lain. Akibat negatif kasih sayang berlebihan:
·
Tumbuhnya sikap ingin diperlakukan
istimewa
·
Anak akan mengalami masalah dalam
kehidupan rumah tangganya.
·
Anak akan menjadi anak yang sangat
rentan dengan masalah, kehilangan kepercayaan diri, tidak berani mengmabil
resiko, tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan selalu
mengharapkan uluran tangan oran lain.
·
Anak tidak mau lagi mengembangkan diri
karena merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
·
Anak bisa jadi memiliki sifat tercela,
seperti sombong, egois, minimnya simpati untuk orang lain, dan lain-lain.
Peranan Kasih Sayang Dalam
Pendidikan
Peranan
kasih sayang dalam pendidikan di sekolah merupakan begian yang tak terpisahkan
dalam membentuk sikap, kepribadian dan perilaku anak disamping peran keluarga
dan masyarakat. Banyak peran yang semestinya dilakukan oleh seorang pendidik
dalam menjalankan proses pendidikan, diantaranya:
a. Pendidik
sebagai pembimbing
b. Pendidik
sebagai pembantuk kepribadian
c. Pendidik
sebagai tempat perlindungan
d. Pendidik
sebagai figur tauladan
e. Pendidik
sebagai sumber pengetahuan
Pengertian Kewibawaan
Kewibawaan
atau Gezag, adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada seseorang,
sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan suka rela
menjadi tunduk dan patuh kepadanya.
Pengenalan
dan pengakuan kewibawaan membutuhkan bahasa, sehingga pengenalan dan pengakuan
wibawa itu berjalan sejajar dengan tumbuhnya bahasa pada kanak-kanak. Bahasa
merupakan tempat pertemuan antara pendidik dan perdik. Dengan bahasa, perdik
dapat mengerti apa arti anjuran dan larangan dari pendidik, sehingga dengan
demikian dapatlah dikenal dan diakui bewibawa.
Macam-macam Kewibawaan
Ditinjau
dari daya mempengaruhi seseorang, maka kewibawaan dapat dibedakan menjadi:
a. Kewibawaan
lahir
Yaitu kewibawaan yang timbul akibat
kesan-kesan lahiriah seseorang.
b. Kewibawaan
batin
Seperti adanya rasa cinta, adanya
rasa demi kamu, adanya kelebihan batin dan ketaatan kepada norma.
Dua
macam kewibawaan itu harus ada dalam pendidikan.
Mempertahankan Kewibawaan dalam
Pendidikan
Agar
kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik tidak goyah, tidak lemah, maka hendaknya
pendidik itu selalu:
a. Bersedia
memberi alasan
b. Bersikap
you attitude
c. Bersikap
sabar
d. Bersikap
memberi kebebasan
Kewibawaan dan Perdik
Dapat
dikatakan bahwa kewibawaan ialah syarat mutlak (conditiosine qua non) untuk
mendidik. Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan anak sesungguhnya baru dimulai
pada umur 3 tahun. Jika ada usaha yang dimulai atau diberikan sebelum anak
berusia 3 tahun, ini disebut dengan pendidikan pendahuluan.
Jika
anak sudah dapat mengakui kewibawaan pendidik, maka saat itulah dapat dimulai
pendidikan dan pengenalan norma yang sesungguhnya. Anak bukan sekedar harus
berbuat sesuai dengan norma secara paksa tanpa mengetahui normanya, melainkan
norma itu sendirilah yang diperkenalkan kepada perdik. Maka dari itu, pendidik
harus menjadikan diri sendiri menjadi perwujudan norma itu sendiri. Selain itu,
ada atau tidaknya pendidik sangat mempengaruhi sifat perdik menghadapi norma.
Adapun
tahap-tahap proses penerimaan norma adalah sebagai berikut:
a. Anak
menghadapi pendidik sebagai pendukung norma tertentu, yang selalu dilihatnya
melaksanakan norma itu.
b. Anak
kemudian mengerti bahwa tindakan-tindakan tingkah laku pendidiknya itu diatur
oleh norma.
c. Setelah
anak menglihat norma terlepas dan si pendukung norma, maka tindakan atau
tingkah laku pendidik sebagai pendukung norma, selalu dibandingkan dengan norma
yang diketahui anak, juga dengan peraturan atau norma yang dikatakan oleh
pendidiknya itu.
d. Bila
ternyata pendidik mempunyai tingkah laku yang cocok dengan norma yang
dikemukakannya atau dinasehatinya, maka anak akan menerima norma itu dengan
sukarela. Tetapi bila perdidik tahu bahwa tindakan atau perbuatan pendidik itu tidak
cocok atau bahkan bertentangan dengan norma yang dinasihatkan, maka anak didik
akan menolaknya, dan tidak akan melaksanakan norma itu.
Maka
dapat dikatakan perkembangan kewibawaan anak didik ditandai dengan tumbuhnya
kepercayaan. Dalam lingkungan pendidikan, kepercayaan yang diberikan oleh
pendidik kepada anak didik mempunyai dua arti:
a. Bahwa
keinginan pendidik untuk terus mengikat pribadi anak didik pada dirinya telah
dapat diatasi oleh pendidik itu.
b. Bahwa
kepercayaan itu merupakan tempat sumber bagi anak didik untuk tumbuh dan
berkembang.
Kepercayaan
itu memberikan dorongan kepada perdik agar ia berani dan penuh keyakinaan
berusaha supaya ia menjadi dewasa, kedewasaan dapat dikatakan akhir masa
pendidikan dalam arti apabila menusia itu telah dianggap menjalankan kewibawaan
atas diri dan segala sesuatu yang dipercaya dan disamping itu tetap mengakui
serta menurut kepada kewibawaan yang lebih besar dan tinggi.
Pengertian tanggung jawab
Tanggung
jawab dalam arti harfiah ialah tanggungan beban untuk menjawab. Atau lebih
tegasnya adalah tanggungan beban untuk menerangkan suatu kelakuan tertentu.
Bertanggung jawab selalu dalam hubungan dengan orang lain. Bertanggung jawab
dapat menerangkan perbuatan kita dan kepentingan kita dengan orang lain. Tidak
mengganggu orang lain berarti dewasa secara sosial, dewasa secara sosial
berarti dapat bertanggung jawab atas segala perbuatan.
Pendidikan dan Tanggung Jawab
Menyinggung
masalah perdik, khususnya pada tingkat dewasa, hendaknya para pendidik harus
mengetahui apa yang disebut kedewasaan. Karena pada hakekatnya pendidikan
adalah mendewasakan anak. Kedewasaan adalah ketika perdik telah bertanggung jawab
atas keadaan dirinya baik secara psikologis, paedagogis, biologis dan
sosiologis.
Tanggung Jawab Manusia dalam Ajaran
Agama
Ada
banyak kewajiban yang dibebankan kepada manusia, dan dapat dikelompokkan pada
empat kelompok yaitu:
1. Tanggung
jawab manusia terhadap Tuhan
2. Tanggung
jawab manusia terhadap dirinya
3. Tanggung
jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
4. Tanggung
jawab manusia terhadap keluarga
5. Tanggung
jawab manusia terhadapsanak-kerabat
6. Tanggung
jawab manusia terhadap tetangga
7. Tanggung
jawab manusia terhadap Ayah dan Ibu
8. Tanggung
jawab manusia terhadap anak
9. Tanggung
jawab manusia terhadap alam
1 komentar:
bagus artikelnya.,
pengen tau ini di ambinya buku paedagogie karangan n penerbit mana ya. pengen tau daftar pustakanya.
Posting Komentar