Lelaki mana sih yang ngga kepingin memiliki istri yang cantik jelita bak Cleopatra?
Apalagi kalau cantik jelitanya diikuti oleh sederet keterangan: masih gadis, cerdas, kaya, shalihah, lulusan universitas WOW, dll.
Habiburrahman El Shirazy mengangkat tema mengenai seorang pemuda INdonesia yang tergila-gila dengan wanita Mesir. Seandainya ada lima orang gadis Mesir maka yang cantik ada sepuluh, saking cantiknya gadis Mesir, bayangan para gadis tersebut pun dinilai cantik!
Seperti itulah yang dirasakan oleh (...) (baru sadar aku ngga tau siapa nama tokoh utama 'AKU' dalam cerita ini, maafkan saya pembaca :( kita sebut saja 'dia' ya.. (baca di pdf ngga ada nama tokohnya, cuman aku-aku aja)
Berawal dari perjanjian sepasang sahabat, jika memiliki anak yang berlainan jenis, akan dinikahkan. Menurut sang ibunda, keduanya telah dijodohkan sejak dalam kandungan. Walaupun dia tidak mencintai Raihana, namun karena tidak ingin mengecewakan ibunda, dia mempersunting Raihana.
Hari-hari berlalu, hati yang membeku tak jua kunjung mencair. Sekalipun dengan kehangatan dan kelembutan hati Raihana, pesona Cleopatra masih melekat erat dalam dirinya.
Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”
Sekalipun Raihana mendapatkan perlakuan bak orang asing, namun Raihana tetap melayani suaminya dengan baik dan penuh penghormatan. Raihana merawat suaminya ketika sakit, dengan sabar memasak air panas, mengambilkan handuk, membuat wedang jahe, mengerokki, menunggui, dan membangunkan suaminya agar tidak tertinggal shalat Isya dan Subuh. Bukan rasa sayang dan kasih yang menghampiri, dia semakin tidak suka dan merasa muak dengan keadaan konyol seperti ini. Yang tersiksa bukan hanya dirinya saja, tapi juga Raihana.
Yang dia lakukan adalah suatu kepura-puraan. Demi membahagiakan ibunya, dan demi memuliakan Raihana sebagai perempuan. Raihana pun hamil. Saat usia kandungan Raihana mencapai enam bulan, Raihana meminta izin untuk tinggal bersama ibunya. Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, dia pun merasa lega, walaupun sekarang dia harus mempersiapkan segalanya seorang diri, namun dia tidak terlalu kewalahan, dia terbiasa hidup mandiri, terutama saat kuliah di Mesir.
Suatu hari dia kehujanan, tubuhnya menggigil dan sangat lemas, dia muntah-muntah dan badannya sangat panas. Dia merasa menyesal pada Raihana, jika ada Raihana ia akan segera dirawat oleh Raihana.
Dalam pelatihan mutu dosen, dia berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Beliau menceritakan kisah hidupnya yang menikahi seorang gadis Mesir. Bukan kisah yang indah dan bahagia. Mendengar kisah yang sangat menyedihkan, dia pun terisak, teringat pada wajah teduh Raihana. Tak terasa dua bulan telah berlalu sejak Raihana tinggal di rumah ibunya.
Pulang dari pelatihan, dia menyempatkan ke toko baju muslim, dia membelikan Raihana baju baru, daster, dan pakaian bayi. Dia ingin memberikan kejutan, agar Raihana tersenyum menyambut kedatangannya.
Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya.
Sesampainya dia di depan rumah Raihana, ia disambut oleh tangis ibu mertuanya. Dia merasa ada yang salah. Setelah mendengar penjelasan orang tua Raihana, dia merasa tidak percaya.
Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada.
Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku.
Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada.
Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
Habiburrahman El Shirazy mengangkat tema mengenai seorang pemuda INdonesia yang tergila-gila dengan wanita Mesir. Seandainya ada lima orang gadis Mesir maka yang cantik ada sepuluh, saking cantiknya gadis Mesir, bayangan para gadis tersebut pun dinilai cantik!
Seperti itulah yang dirasakan oleh (...) (baru sadar aku ngga tau siapa nama tokoh utama 'AKU' dalam cerita ini, maafkan saya pembaca :( kita sebut saja 'dia' ya.. (baca di pdf ngga ada nama tokohnya, cuman aku-aku aja)
Berawal dari perjanjian sepasang sahabat, jika memiliki anak yang berlainan jenis, akan dinikahkan. Menurut sang ibunda, keduanya telah dijodohkan sejak dalam kandungan. Walaupun dia tidak mencintai Raihana, namun karena tidak ingin mengecewakan ibunda, dia mempersunting Raihana.
Hari-hari berlalu, hati yang membeku tak jua kunjung mencair. Sekalipun dengan kehangatan dan kelembutan hati Raihana, pesona Cleopatra masih melekat erat dalam dirinya.
Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”
Sekalipun Raihana mendapatkan perlakuan bak orang asing, namun Raihana tetap melayani suaminya dengan baik dan penuh penghormatan. Raihana merawat suaminya ketika sakit, dengan sabar memasak air panas, mengambilkan handuk, membuat wedang jahe, mengerokki, menunggui, dan membangunkan suaminya agar tidak tertinggal shalat Isya dan Subuh. Bukan rasa sayang dan kasih yang menghampiri, dia semakin tidak suka dan merasa muak dengan keadaan konyol seperti ini. Yang tersiksa bukan hanya dirinya saja, tapi juga Raihana.
Yang dia lakukan adalah suatu kepura-puraan. Demi membahagiakan ibunya, dan demi memuliakan Raihana sebagai perempuan. Raihana pun hamil. Saat usia kandungan Raihana mencapai enam bulan, Raihana meminta izin untuk tinggal bersama ibunya. Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, dia pun merasa lega, walaupun sekarang dia harus mempersiapkan segalanya seorang diri, namun dia tidak terlalu kewalahan, dia terbiasa hidup mandiri, terutama saat kuliah di Mesir.
Suatu hari dia kehujanan, tubuhnya menggigil dan sangat lemas, dia muntah-muntah dan badannya sangat panas. Dia merasa menyesal pada Raihana, jika ada Raihana ia akan segera dirawat oleh Raihana.
Dalam pelatihan mutu dosen, dia berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Beliau menceritakan kisah hidupnya yang menikahi seorang gadis Mesir. Bukan kisah yang indah dan bahagia. Mendengar kisah yang sangat menyedihkan, dia pun terisak, teringat pada wajah teduh Raihana. Tak terasa dua bulan telah berlalu sejak Raihana tinggal di rumah ibunya.
Pulang dari pelatihan, dia menyempatkan ke toko baju muslim, dia membelikan Raihana baju baru, daster, dan pakaian bayi. Dia ingin memberikan kejutan, agar Raihana tersenyum menyambut kedatangannya.
Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya.
Sesampainya dia di depan rumah Raihana, ia disambut oleh tangis ibu mertuanya. Dia merasa ada yang salah. Setelah mendengar penjelasan orang tua Raihana, dia merasa tidak percaya.
Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada.
Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku.
Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada.
Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
0 komentar:
Posting Komentar